Kamis, 02 Agustus 2012

Sebuah Cinta dan Sebuah Pernikahan

Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya, "Apa itu cinta, bagaimana saya bisa menemukan cinta ??". Kemudian gurunya menjawab, "ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa mundur sama sekali, kemudian ambillah sebuah ranting saja. Jika kamu menemukan sebuah ranting yang kamu rasa menakjubkan artinya kamu telah menemukan cinta. Plato pun berjalan dan tidak beberapa lama dia kembali dengan tangan kosong tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya,"megnapa kamu tidak membawa satupun ranting ??

Plato menjawab,"aku hanya boleh membawa satu ranting saja dan saat jalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tidak kuambil ranting tersebut. Saat ku melanjutkan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan tak sebagus ranting yang tadi, jadi tidak kuambil sebatangpun pada akhirnya.

Gurunya menjawab,"Jadi ya itulah cinta."

Di hari yang lain Plato bertanya lagi pada gurunya,"Apa itu perkawinan ??, bagaimana saya menemukannya ??."

Gurunya pun menjawab," ada hutan yang subur di depan sana, berjalanlah tanpa boleh mudur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."

Akhirnya Plato pun masuk ke dalam hutan dan melihat-lihat setiap pohon yang ia temui. Dan saat kembali platopun berkata,"sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi di kesempatan ini aku melihat pohon ini dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya."

Guru itu pun menjawab,"Dan ya itulah perkawinan."

Inti dari petuah di atas adalah Cinta itu semakin dicari semakin tidak di temukan. Cinta itu asalnya dari lubuk hati. Ketika kita berfikiran akan mendapatkan orang yang lebih baik dari orang - orang yang pernah datang dalam hidup kita ternyata kita malah mendapat kehampaan, kosong, dan tidak seperti yang diharapkan (dapat dibilang dia tidak lebih baik dari yang sebelumnya). Dan kita pun tak dapat mengundurkan waktu ke masa lalu. Jadi Terimalah cinta itu apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sungguh sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena kesempurnaan itu hampa adanya (tak ada manusia yang sempurna di dunia ini).

Source: http://www.sman3wng.sch.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar